Assalamu'alaiku Wr. Wb.
Bertempat di Masjid Baitussalim Desa Sikasur Kabupaten Pemalang, Yayasan Al-Ikhlas Moga bekerjasama dengan ta'mir Masjid Baitussalim menyelenggarakan Tabligh Akbar dan Silaturrahim pada tanggal 23 Agustus 2015 dengan tema "MUSLIM HEBAT" yang diisi oleh penulis buku MUSLIM HEBAT yaitu Ust. Abu Umar Abdillah (Pimpinan redaksi Majalah Ar-Risalah).
Berikut ini dokumentasi pelaksanaan Tabligh Akbar dan Silaturrahim :
Demikian dokumentasi pelaksanan Tabligh Akbar......
Wassalamu'alaikum Wr.Wb.
(Al-Qolam Kr-Moncol)
Minggu, 23 Agustus 2015
Kamis, 30 Juli 2015
Al-Qur’an sebagai Sumber Syariat Islam
--------------------------------------------------------------------
Syariat Islam adalah agama Islam itu
sendiri. Oleh karenanya sumber-sumber syariat Islam adalah sumber-sumber agama
Islam itu sendiri, yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah. Al-Qur’an dan As-Sunnah
adalah sumber satu-satunya ajaran Islam. Baik Al-Qur’an maupun As-Sunnah
berasal dari wahyu Allah SWT, sehingga ia sempurna dan terjaga kemurniaannya.
(عَنْ عَلِيٍّ
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
قَالَ (تَرَكْتُ فِيكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا
كِتَابَ اللَّهِ وَسُنَّةَ نَبِيِّهِ
Dari Ali bin Abi Thalib RA berkata,
Rasulullah SAW bersabda: “Aku telah meninggalkan di tengah kalian dua
perkara, jika kalian berpegang teguh dengan keduanya niscaya kalian tidak akan
pernah tersesat. Kedua perkara itu adalah kitab Allah dan sunnah Nabi-Nya.”
(HR. Malik dalam Al-Muwatha’ no. 3338 dan Al-Hakim dalam Al-Mustadrak no. 319,
dengan sanad hasan)
Al-Qur’an adalah wahyu Allah SWT
yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantaraan malaikat
Jibril AS. Al-Qur’an adalah kitab suci terakhir dari sisi Allah SWT, kepada
nabi dan rasul terakhir, untuk menjadi pedoman hidup bagi seluruh umat manusia
dan jin.
Sebelum Al-Qur’an ditulis dan
dihafal oleh umat Islam di muka bumi, Al-Qur’an telah ditulis dan dipelihara di
Al-Lauh Al-Mahfuzh, sebagaimana difirmankan oleh Allah SWT:
“Bahkan yang didustakan mereka itu
ialah Al-Qur’an yang mulia, yang (tersimpan) dalam Lauh Mahfuzh.” (Al-Buruj: 21-22)
Al-Qur’an telah ditulis dan disimpan
dalam sebuah kitab yang terpelihara, di atas langit yang ketujuh, di sisi
Allah. Sebagaimana difirmankan oleh Allah SWT:
“Sesungguhnya Al-Qur’an ini adalah
bacaan yang sangat mulia, pada kitab yang terpelihara (Lauhul Mahfuzh), tidak
menyentuhnya kecuali orang-orang yang disucikan; ia diturunkan dari Rabb
seluruh alam.” (Al-Waqi’ah: 77-80)
Al-Qur’an telah ditulis dan disimpan
dalam lembaran-lembaran yang suci dan dimuliakan, sebagaimana difirmankan oleh
Allah SWT:
“Sekali-kali jangan (demikian)!
Sesungguhnya ajaran-ajaran Allah itu adalah suatu peringatan. Maka barangsiapa
yang menghendaki, tentulah ia memperhatikannya, tersimpan di dalam
lembaran-lembaran yang dimuliakan, yang ditinggikan lagi disucikan, di tangan para
penulis (malaikat), yang mulia lagi berbakti.” (‘Abasa: 11-16)
Seluruh surat, ayat dan kalimat
dalam Al-Qur’an adalah firman Allah SWT. Allah SWT memfirmankannya dan
memperdengarkannya kepada malaikat Jibril AS, maka malaikat Jibril AS
membawanya turun dan menyampaikannya kepada Rasulullah SAW sebagaimana yang ia
dengarkan secara langsung dari Allah SWT. Hal itu sebagaimana difirmankan oleh
Allah SWT:
“Katakanlah: “Ruhul Qudus (Jibril)
menurunkan Al-Qur’an itu dari Rabbmu dengan benar…” (An-Nahl: 102)
“Dan sesungguhnya Al-Qur’an ini
benar-benar diturunkan oleh Rabb semesta alam. Ia dibawa turun oleh Ar-Ruh
Al-Amin (Jibril), ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di
antara orang-orang yang memberi peringatan, dengan bahasa Arab yang jelas.” (Asy-Syu’ara’: 192-195)
Rasulullah SAW menyampaikan seluruh
wahyu Al-Qur’an kepada generasi sahabat sebagaimana yang beliau terima dari
malaikat Jibril AS. Beliau tidak menyembunyikan satu surat pun, atau satu ayat
pun, atau satu patah kata pun dari wahyu tersebut. Generasi sahabat
menyampaikan wahyu Al-Qur’an tersebut kepada generasi tabi’in secara
keseluruhan tanpa mengurangi, menambahi, atau merubahnya sedikit pun.
Demikian pula generasi tabi’in
menyampaikan Al-Qur’an kepada generasi tabi’it tabi’in, dan akhirnya dari satu
generasi muslim ke generasi muslim berikutnya menyampaikan Al-Qur’an secara
sempurna; sehingga Al-Qur’an sampai kepada umat Islam hari ini, hari esok, dan
seterusnya.
Sebagai penutup seluruh wahyu Allah
SWT, Al-Qur’an bersifat sempurna, tidak memiliki kekurangan, kelemahan, dan
kekeliruan sedikit pun. Al-Qur’an seratus persen terjamin kemurniannya dengan
garansi dari Allah SWT. Allah SWT berfirman:
Sesungguhnya Kami-lah yang
menurunkan Al-Qur’an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya. (Al-Hijr: 9)
Kemurnian Al-Qur’an terjaga melalui
dua cara, yaitu hafalan jutaan orang yang hafal Al-Qur’an (hafizh dan hafizhah)
dan tulisan dalam mushaf yang dibaca oleh umat Islam. Mushaf Al-Qur’an terdiri
dari 30 juz, 114 surat, dimulai dari surat Al-Fatihah dan diakhiri dengan surat
An-Naas. Demikian pula hafalan para hafizh dan hafizhah seratus persen
bersesuaian dengan tulisan di dalam mushaf Al-Qur’an.
Al-Qur’an adalah satu-satunya kitab
suci Allah SWT yang terpelihara kemurniannya dengan dua cara yang agung ini.
Dengan terjaganya kemurnian Al-Qur’an, maka tidak ada seorang pun makhluk yang
mampu menambah-nambahi, mengurang-ngurangi, atau merubah-rubah Al-Qur’an.
Setiap upaya yang dilakukan oleh
tangan-tangan jahat untuk merusak Al-Qur’an berhasil dibongkar dan dipatahkan.
Kemurnian Al-Qur’an akan senantiasa terjaga, sampai suatu waktu kelak menjelang
hari kiamat, di saat Allah berkehendak untuk mengangkat Al-Qur’an dari muka
bumi. Sebagaimana diisyaratkan oleh firman Allah SWT,
وَلَئِنْ شِئْنَا لَنَذْهَبَنَّ
بِالَّذِي أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ ثُمَّ لَا تَجِدُ لَكَ بِهِ عَلَيْنَا وَكِيلًا
(86) إِلَّا رَحْمَةً مِنْ رَبِّكَ إِنَّ فَضْلَهُ كَانَ عَلَيْكَ كَبِيرًا (87)
Dan sesungguhnya jika Kami
menghendaki, niscaya Kami lenyapkan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu, dan
dengan pelenyapan itu, kamu tidak akan mendapatkan seorang pembela pun terhadap
Kami. Kecuali karena rahmat dari Rabb-mu. Sesungguhnya karunia-Nya atasmu
adalah besar. (Al-Isra’: 86-87)
Dalam banyak ayat-Nya, Allah SWT menegaskan
bahwa Al-Qur’an adalah pedoman hidup satu-satunya dan hukum yang terbaik bagi
seluruh makhluk-Nya. Al-Qur’an adalah segalanya bagi kita. Al-Qur’an adalah ruh
(nyawa), tanpanya kita adalah mayat yang berjalan. Al-Qur’an adalah cahaya,
tanpanya kita buta dalam menapaki kehidupan di dunia. Al-Qur’an adalah
petunjuk, tanpanya kita hanyalah binatang ternak yang tersesat.
Sifat dan Fungsi Al-Qur’an
Nilai dan kedudukan Al-Qur’an bisa
kita perhatikan dari bagaimana Allah Ta’ala mensifati Al-Qur’an. Di dalam
Al-Qur’an, Allah Ta’ala mensifati Al-Qur’an dengan banyak sifat keagungan,
kemuliaan, keberkahan dan kebaikan.
- Al-Qur’an adalah al-haq [kebenaran]. Allah Ta’ala berfirman:
وَالَّذِي أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ مِنَ
الْكِتَابِ هُوَ الْحَقُّ
“Dan apa yang telah Kami wahyukan
kepadamu dari kitab suci [Al-Qur’an]ini adalah kebenaran.” (Fathir: 31)
- Al-Qur’an adalah al-huda [petunjuk]. Allah Ta’ala berfirman:
وَلَقَدْ جِئْنَاهُمْ بِكِتَابٍ
فَصَّلْنَاهُ عَلَى عِلْمٍ هُدًى وَرَحْمَةً لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ
“Dan sesungguhnya Kami telah
mendatangkan kepada mereka sebuah kitab suci [Al-Qur’an], yang Kami jelaskan
atas dasar ilmu sebagai petunjuk dan kasih saying bagi orang-orang yang
beriman.” (Al-A’raf: 52)
- Al-Qur’an adalah al-ilmu [ilmu]. Allah Ta’ala berfirman:
وَلَنْ تَرْضَى عَنْكَ الْيَهُودُ
وَلَا النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ قُلْ إِنَّ هُدَى اللَّهِ هُوَ
الْهُدَى وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُمْ بَعْدَ الَّذِي جَاءَكَ مِنَ
الْعِلْمِ مَا لَكَ مِنَ اللَّهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلَا نَصِيرٍ
“Sekali-kali orang-orang Yahudi dan
orang-orang Nasrani tidak akan rela kepadamu sampai engkau mengikuti ajaran
agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk yang
benar.” Dan seandainya engkau mengikuti hawa nafsu (keinginan) mereka setelah
datang ilmu [Al-Qur’an] kepadamu niscaya engkau tidak memiliki pelindung dan
penolong dari sisi Allah.”
(Al-Baqarah: 120)
- Al-Qur’an adalah al-burhan [bukti yang nyata]. Allah Ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَكُمْ
بُرْهَانٌ مِنْ رَبِّكُمْ
“Wahai seluruh manusia, telah datang
kepada kalian bukti yang nyata dari Rabb kalian.” (An-Nisa’: 172)
- Al-Qur’an adalah al-muhaimin [saksi dan pemberi keputusan]. Allah Ta’ala berfirman:
وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ
بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتَابِ وَمُهَيْمِنًا
عَلَيْهِ
“Dan Kami telah menurunkan kepadamu
kitab suci Al-Qur’an dengan kebenaran, ia membenarkan kandungan kitab suci
sebelumnya dan ia adalah muhaimin [saksi dan pemberi keputusan tentang
kemurnian atau kepalsuan isi] kitab suci sebelumnya.” (Al-Maidah: 48)
Ibnu Abbas, Ikrimah, Said bin
Jubair, Mujahid bin Jabr, Muhammad bin Ka’ab, Athiyah, Qatadah, Hasan
Al-Bashri, Atha’ Al-Khurasani, As-Sudi, Abdurrahman bin Zaid dan para ulama
tafsir berkata: “Makna muhaimin adalah menjadi penjaga amanat bagi
kitab-kitab sebelumnya.”
Ibnu Juraij berkata: “Al-Qur’an
adalah penjaga amanat bagi kitab-kitab sebelumnya. Apa yang sesuai dengan
Al-Qur’an adalah kebenaran dan apa yang menyelisihi Al-Qur’an adalah
kebatilan.”
Ibnu Abbas, Mujahid dan As-Sudi juga
berkata “Muhaimin adalah saksi.”
Ibnu Abbas juga berkata: “Muhaimin
adalah pemberi keputusan (pemimpin).” (Ibnu Katsir ad-Dimasyqi, Tafsir
al-Qur’an al-Karim, 3/128)
- Al-Qur’an adalah al-barakah [keberkahan]. Allah Ta’ala berfirman:
كِتَابٌ أَنزلْنَاهُ إِلَيْكَ
مُبَارَكٌ
“[Al-Qur’an ini adalah] kitab suci
yang telah Kami turunkan kepadamu, dengan penuh berkah…” (Shad: 29)
- Al-Qur’an adalah al-mau’izhah [nasehat]. Allah Ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ
جَاءَتْكُمْ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَشِفَاءٌ لِمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى
وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ
“Wahai seluruh umat manusia, telah
datang kepada kalian nasehat dari Rabb kalian…” (Yunus: 57)
- Al-Qur’an adalah as-syifa’ [kesembuhan dan obat]. Allah Ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ
جَاءَتْكُمْ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَشِفَاءٌ لِمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى
وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ
“Wahai seluruh umat manusia, telah
datang kepada kalian nasehat dari Rabb kalian, obat penyembuh bagi penyakit
ruhani di dalam dada…” (Yunus:
57)
وَنُنزلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ
شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ
“Dan Kami telah menurunkan Al-Qur’an
sebagai obat penyembuh…” (Al-Isra’:
82)
- Al-Qur’an adalah at-tadzkirah [peringatan]. Allah Ta’ala berfirman:
فَمَا لَهُمْ عَنِ التَّذْكِرَةِ
مُعْرِضِينَ
“Maka mengapakah mereka dari
peringatan Allah [Al-Qur’an} berpaling?” (Al-Muddatsir:
49)
- Al-Qur’an adalah an-nur [cahaya]. Allah Ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَكُمْ
بُرْهَانٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكُمْ نُورًا مُبِينًا
“Wahai seluruh manusia, telah datang
kepada kalian bukti yang nyata dari Rabb kalian dan Kami telah menurukan kepada
kalian sebuah cahaya [Al-Qur’an] yang terang.” (An-Nisa’: 172)
- Al-Qur’an adalah ar-rahmah [kasih sayang]. Allah Ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ
جَاءَتْكُمْ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَشِفَاءٌ لِمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى
وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ
“Wahai seluruh umat manusia, telah
datang kepada kalian nasehat dari Rabb kalian, obat penyembuh bagi penyakit
ruhani di dalam dada, petunjuk dan kasih saying bagi orang-orang yang beriman.”
(Yunus: 57)
- Al-Qur’an adalah al-‘aziz [perkasa]. Allah Ta’ala berfirman:
وَإِنَّهُ لَكِتَابٌ عَزِيزٌ
“Dan sesungguhnya ia [Al-Qur’an]
benar-benar sebuah kitab suci yang perkasa.”
(Fushilat: 41)
- Al-Qur’an adalah al-majid [agung]. Allah Ta’ala berfirman:
بَلْ هُوَ قُرْآنٌ مَجِيدٌ
“Bahkan ia [Al-Qur’an] adalah [kitab
suci] bacaan yang agung.”
(Al-Buruj: 21)
- Al-Qur’an adalah al-furqan [pembeda antara kebenaran dan kebatilan]. Allah Ta’ala berfirman:
تَبَارَكَ الَّذِي نَزَّلَ
الْفُرْقَانَ عَلَى عَبْدِهِ لِيَكُونَ لِلْعَالَمِينَ نَذِيرًا
“Maha Berkah Allah Yang telah
menurunkan Al-Furqan [Al-Qur’an] kepada hamba-Nya (Muhammad) agar ia menjadi
pemberi peringatan bagi seluruh alam.” (Al-Furqan: 1)
- Al-Qur’an mengandung bashair [pandangan-pandangan hati yang tajam]. Allah Ta’ala berfirman:
هَذَا بَصَائِرُ لِلنَّاسِ وَهُدًى
وَرَحْمَةٌ لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ
“Al-Qur’an ini adalah
bashirah-bashirah, petunjuk, dan kasih sayang bagi kaum yang yakin.” (Al-Jatsiyah: 20)
Imam Muhammad Thahir bin Asyur
At-Tunisi berkata: “Bashair adalah bentuk plural dari bashirah,
yaitu kemampuan akal [hati] memahami hakekat perkara-perkara.” (Muhammad
Thahir At-Tunisi, At-Tahrir wa At-Tanwir fi At-Tafsir, 25/350)
- Al-Qur’an adalah muhkam [kokoh dan penuh hikmah]. Allah Ta’ala berfirman:
وَإِنَّهُ فِي أُمِّ الْكِتَابِ
لَدَيْنَا لَعَلِيٌّ حَكِيمٌ
“Dan sesungguhnya Al-Qur’an berada
di dalam kitab induk [Lauh Mahfuzh] di sisi Kami, sungguh ia bernilai tinggi
dan penuh hikmah.” (Az-Zukhruf : 3)
- Al-Qur’an adalah mufashal [dijelaskan secara terperinci]. Allah Ta’ala berfirman:
كِتابٌ فُصِّلَتْ آياتُهُ قُرْآناً
عَرَبِيًّا لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ
“Al-Qur’an adalah sebuah kitab yang
ayat-ayatnya dijelaskan secara terperinci, sebagai sebuah kitab bacaan dalam
bahasa Arab bagi kaum yang mengetahui.”
(Fushilat: 3)
- Al-Qur’an adalah basyir dan nadzir [pemberi berita gembira dan pemberi berita ancaman]. Allah Ta’ala berfirman:
بَشِيراً وَنَذِيراً فَأَعْرَضَ
أَكْثَرُهُمْ فَهُمْ لَا يَسْمَعُونَ
“Sebagai pemberi berita gembira
[bagi kaum beriman] dan pemberi berita ancaman [bagi kaum kafir dan pelaku
kemaksiatan], akan tetapi mayoritas manusia berpaling darinya sehingga mereka
tidak mau mendengarkannya.”
(Fushilat: 4)
- Al-Qur’an adalah bayan dan tibyan [penjelasan paling terang]. Allah Ta’ala berfirman:
هَذَا بَيانٌ لِلنَّاسِ وَهُدىً
وَمَوْعِظَةٌ لِلْمُتَّقِينَ
“[Al-Qur’an] ini adalah penjelasan
bagi umat manusia, juga petunuk dan nasehat bagi orang-orang yang bertakwa.” (Ali Imran: 138)
وَنَزَّلْنا عَلَيْكَ الْكِتابَ
تِبْياناً لِكُلِّ شَيْءٍ وَهُدىً وَرَحْمَةً وَبُشْرى لِلْمُسْلِمِينَ
“Dan Kami telah menurunkan keapdamu
Al-Kitab [Al-Qur’an] sebagai penjelasan atas segala perkara, petunjuk, kasih
sayang dan kabar gembira bagi kaum muslimin.”
(An-Nahl: 89)
Inilah sebagian dari sifat dan kedudukan
Al-Qur’an sebagaimana dijelaskan oleh Allah SWT sendiri. Dengan mengetahui
sifat-sifat dan kedudukan Al-Qur’an ini, kita bisa memahami betapa agung dan
hebat syariat Islam. Wallahu a’lam bish-shawab.Al-Qolam Kr-Moncol
Langganan:
Postingan (Atom)