Sabtu, 04 Mei 2013

BERPAKAIAN KOK TELANJANG


BERPAKAIAN TAPI TELANJANG
Posted by : Abu Astri-
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاسَ وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيلَاتٌ مَائِلَاتٌ رُءُوسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ لَا يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلَا يَجِدْنَ رِيحَهَا وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ كَذَا وَكَذَا
Dari Abu Hurairah dia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Ada dua golongan penduduk neraka yang keduanya belum pernah aku lihat. (1) Kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi, yang dipergunakannya untuk memukul orang. (2) Wanita-wanita berpakaian, tetapi sama juga dengan bertelanjang (karena pakaiannya terlalu minim, terlalu tipis atau tembus pandang, terlalu ketat, atau pakaian yang merangsang pria karena sebagian auratnya terbuka),berjalan dengan berlenggok-lenggok, mudah dirayu atau suka merayu, rambut mereka (disasak) bagaikan punuk unta. Wanita-wanita tersebut tidak masuk surga, dan tidak mendapatkan bau surga. Padahal bau surga itu dapat tercium dari jarak perjalanan begini dan begini.” (HR Muslim  NO – 3971).
Wanita yang berperilaku demikian dinamakan kaasiyatun ‘ariyaatun.(  كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌSungguh menyedihkan sekali perilaku kebanyakan wanita zaman sekarang.Fenomena tersebut  hampir terjadi di setiap temapat dan waktu.Naudzubillahi min dzalik.
 ( ولا يجدن ريحها وإن ريحها ليوجد من مسيرة كذا وكذا ) أي من مسيرة أربعين عاماً كما في رواية /التيسير بشرح الجامع الصغير ـ للمناوى – (2 / 185)
“Wanita-wanita tersebut tidak masuk surga, dan tidak mendapatkan bau surga. Padahal bau surga itu dapat tercium dari jarak perjalanan begini dan begini.” Artinya dari jarak perjalanan empat puluh tahun sebagaimana dalam suatu riwayat. (Al-Munawi, syarah Al-Jami’ As-Shaghir huruf shad).
Bagaimanapun, kasus itu jelas merupakan contoh buruk. Rawan ditiru oleh anak buah sang tokoh, bahkan oleh siapa saja, karena gambarnya beredar di televise, surat kabar, internet dan sebagainya.  Padahal mencontohi keburukan, telah diancam oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pun bersabda:
مَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً حَسَنَةً فَلَهُ أَجْرُهَا وَأَجْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا بَعْدَهُ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْءٌ وَمَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً سَيِّئَةً كَانَ عَلَيْهِ وِزْرُهَا وَوِزْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ بَعْدِهِ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَيْءٌ 
“Barangsiapa yang memulai mengerjakan perbuatan baik dalam Islam, maka dia akan memperoleh pahalanya dan pahala orang yang mencontoh perbuatan itu, tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun. Dan barangsiapa yang memulai kebiasaan buruk, maka dia akan mendapatkan dosanya, dan dosa orang yang mengikutinya dengan tanpa mengurangi dosa mereka sedikit pun.” (HR Muslim No. Hadist : 1691).

Semoga tulisan ini menjadi peringatan berharga bagi siapa saja, hingga tidak mudah untuk berbuat mengikuti syahwat, apalagi mencontohi. Karena perbuatan buruk kadang bukan sekadar terbatas lingkupnya, tapi bagai kata pepatah, gara-gara nila setitik maka rusaklah susu sebelanga. Pelopornya akan menanggung dosa yang berat karena ulahnya yang diikuti oleh orang banyak.
***

Tidak ada komentar: